Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional sebagai momen penting untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara sekaligus merefleksikan kondisi dan tantangan dunia pendidikan saat ini. Pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan bangsa, dan peningkatan kualitas serta akses pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.
Namun, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2025, terdapat fakta yang patut menjadi perhatian bersama: hanya sekitar 2 dari 5 penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMA/sederajat. Artinya, sebagian besar penduduk masih belum menuntaskan pendidikan menengah atas, yang merupakan tahap penting untuk memasuki dunia kerja atau melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun telah terjadi kemajuan, pemerataan akses pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Rendahnya capaian pendidikan ini berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa di tingkat global.
Informasi tersebut dapat ditemukan secara lengkap dalam publikasi resmi BPS yang berjudul Statistik Kesejahteraan Rakyat 2024 , yang dirilis melalui website resmi Badan Pusat Statistik. Publikasi ini menyajikan berbagai indikator kesejahteraan masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, perumahan, serta akses terhadap layanan dasar lainnya.
Mari jadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai titik tolak untuk terus mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia, agar tidak ada lagi anak bangsa yang tertinggal dalam memperoleh hak dasarnya.
